Seputar Ilmu

Mohamad Prakosa (lahir di Yogyakarta, 4 Maret 1960; umur 52 tahun) adalah Menteri Kehutanan pada Kabinet Gotong Royong. Ia adalah lulusan tahun 1982 dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada dan meraih gelar doktor di bidang Resource Economics and Policy dari University of California, Amerika Serikat pada tahun 1994. Prakosa dikenal juga sebagai politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Karier 1999: Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP 1999-2000: Menteri Pertanian Kabinet Persatuan Nasional 2001-2004: Menteri Kehutanan Kabinet Gotong Royong 2009-2014: Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP --- Sebelum diangkat menjadi menteri, tidak banyak orang mengenal namanya. Kiprahnya di tengah masyarakat belum banyak terdengar. Ia memang menteri yang dinilai para pengamat paling beruntung berkat kedekatannya dengan Megawati Soekarnoputri. Ia dipercaya mempimpin Departemen Kehutanan Kabinet Gotong-Royong setelah sempat menjabat Menteri Pertanian Kabinet Persatuan. Tidak banyak orang seb...

Prof. Dr. Bungaran Saragih (lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 17 April 1945; umur 67 tahun) adalah Menteri Pertanian pada Kabinet Gotong Royong. Ia lulus S1 pada tahun 1971 dari Institut Pertanian Bogor dan meraih gelar doktor di bidang ekonomi dari North Carolina State University, Amerika Serikat pada tahun 1980. Ketika di Kabinet Persatuan Nasional Hal pertama yang ia lakukan setelah menjabat Menteri Pertanian adalah merumuskan visi dan misi serta program dan kebijakan. Setelah itu masuk pada tahap implementasi. Dalam hal ini, ia melakukan tiga hal: Pertama "memadamkan kebakaran" yaitu persoalan yang mendesak kalau tidak akan berdampak jelek; Kedua meletakkan fondasi untuk bisa melakukan pekerjaan yang lain, Ketiga adalah belajar terus dan berbuat lebih baik. Yang dimaksud dengan memadamkan kebakaran itu melakukan tindakan mengamankan distribusi dan penyediaan pangan. "Kita berusaha supaya harga tidak bergejolak. Kita melakukan itu dengan memanfaatkan mekanism...

Sudahkah Anda Menghargai Yang (tidak) Puasa? Ini adalah judul Sebuah Artikel yang pernah saya baca di yahoo dan saya juga pernah membaca di beberapa situs lainnya. Mungkin tujuan dari artikel tersebut baik,namun dari judul yang di posting seakan akan mengarahkan agar kaum muslim yang melakukan puasa agar menghormati yang tidak puasa,padahal hal itu adalah salah. Seharusnya bukan yang puasa yang menghormati yang tidak puasa,akan tetapi yang tidak puasa yang harus menghormati yang puasa. Jaman Sudah Rusak parah,semua kalimat dan keadaan diputar balik,semua jadi salah kaprah. apalagi apa yang dijelaskan di dalam artikel Sudahkah Anda menghargai Yang (tidak) Puasa tersebut adalah gerakan golongan/sekelompok orang yang menutup warung makan,restoran dan semacamnya. Kalau mengenai Penutupan Restoran,Warung Makan dan lainnya mungkin itu masih akan banyak ada kemungkinan, "maksud saya hukum dan caranya bisa ada banyak qaidah" . Orang Melakukan Puasa apa salahnya dan apa beratnya bagi...

INTRO:  D  Gm  D  Gm  D  E/G#  Gm D           Gm                D        Gm Apa jadinya hati yang terbagi Bm            E/G#         A Di separuh perjalananku D                  C                Bm Rusaklah sudah cinta putih ini      A#                           ...

Environment variables in Java There are two ways to get environment variable in Java, by using System properties or by using System.getEnv(). System properties provides only limited set of predefined environment variables like java.classpath , for retrieving Java Classpath or java.username   to get User Id which is used to run Java program etc but a more robust and platform independent way of getting environment variable in Java program o n the other hand System.getEnv() method provide access to all environment variables inside Java program but subject to introduce platform dependency if program relies on a particular environment variable. System.getEnv() is overloaded method in Java API and if invoked without parameter it returns an unmodifiable String map which contains all environment variables and there values available to this Java process while System.getEnv(String name) returns value of environment variable if exists or null. In our earlier posts we have seen How ...

Siang hari ini sya mau sedikit sharing salah satu aplikasi Android yg bsa di bilang masih seger dan masing asing, maka dari itu saya ingin membuat aplikasi ini tenar supaya banyak yg mengunduh dan memakai nya :D nama aplikasi ini yaitu AKAS singkatan dari Aplikasi Komunitas Android Sukabumi, eits.... tapi bukan berarti aplikasi ini di khususkan untuk orang Sukabumi aja lho, ini aplikasi umum namun di buat oleh salah satu anggota dari Komunitas Android Sukabumi (KAS) beliau ialah Dera Kuswari untuk lebih lanjut silahkan cek di situs resmi nya langsung tinggal klik => AKAS setelah ter-install langsung mendaftar ya :D mampir juga ke Facebook Page nya Komunitas Android Sukabumi disini

Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (lahir di Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942; umur 70 tahun), atau sering ditulis Jusuf Kalla saja atau JK, adalah mantan Wakil Presiden Indonesia yang menjabat pada 2004 � 2009 dan Ketua Umum Partai Golongan Karya pada periode yang sama. JK menjadi capres bersama Wiranto dalam Pilpres 2009 yang diusung Golkar dan Hanura. Awal kehidupan dan karier Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Mei 1942 sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group. Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa saw...