Kacamata
Saya umpamakan Anda sedang berada dalam kerumunan teman-teman Anda yang terlibat sebuah diskusi alot. Masing-masing melayangkan jawaban dan sanggahan silih berganti. Diskusi akhirnya selesai tanpa memperoleh kesimpulan, sebagaimana lumrah dalam diskusi mahasiswa karena sedikitnya buku yang mereka baca. Mereka berhenti karena kelelahan. Saat istirahat, cobalah iseng-iseng kumpulkan teman-teman Anda yang memakai kacamata, lalu tanyakan, untuk apa mereka mencantolkan makhluk tersebut di depan matanya? Jawabannya sudah pasti berbeda-beda. Mungkin ada yang menjawab karena minusnya sudah 1, 2, 3 atau 4. Itu jawaban lumrah dan tak perlu diperdebatkan meski mungkin mereka membohongi Anda. Biarkan, dia akan menjumpai balasan kebohongannya kelak. Yakinlah itu. Di antara jawaban yang lain, barangkali ada juga yang menggunakan kalimat ini, �Biar gaya dong!�. Untuk jawaban macam begitu, ada baiknya Anda menahan diri untuk tidak mengomentari. Sebab, ciri-ciri pemakai kacamata dengan alasan demikian