Posts

Showing posts with the label At Thawasin Al Azal -Al Halaj

Tawasin (5): Thasin Al Nuqtah (Titik)

Image
1. Ada yang lebih halus dari itu, yakni penyebutan tentang Titik �AzaliyAda yang lebih halus dari itu, yakni penyebutan tentang Titik �Azaliy yang berupa Asal, dan yang (keberadaannya) tidak bertambah ataupun berkurang, tidak juga habis sirna dirinya. 2. Orang yang mengangkal keadaan (hal) batinku telah menyangkalnya, karena tidakmengetahui aku, malah menyebutku bid?ah. Dituduhnya aku dengan sebutan Iblis, serta dianggapnya kekeramatanku sebagai praktik perdukunan, juga demikian terhadaplingkaran suci yang berada di luarnya-luar jangkauan, yang dicemoohkannya. 3. Orang yang menjangkau lingkaran kedua membayangkan aku menjadi sang Pemangku Ilham. 4. Orang yang menjangkau lingkaran ketiga mengira aku berada di bawah pengaruh nafsu. 5. Dan, orang yang menjangkau lingkaran Kebenaran melupakan aku, bahkan perhatiannya beralih dariku. 6. �Tentu saja tidak! Tidak ada seorang pelindung pun. Pada hari itu hanya Tuhan penolongmu untuk kembali. Juga pada hari itu setiap manusi...

Tawasin (6): Thasin Al Azal wa al Iltibas (Kebahagiaan dan Derita Keabadian /Kekeliruan Pemahaman)

Image
[: Untuk ia yang 'arif, dalam ke'arifannya-ke'arif saat berhubungan dengan wacana publiktentang apa yang logis dalam memperhatikan tujuan...] 1. Sang Faqir, Abu Mughits (Al-Hallaj), semoga Allah merahmatinya, berkata: "Tidak ada misi yang tangguh kecuali yang diemban Iblis dan Muhammad,shalawat dan salam atasnya. Hanya, Iblis terjatuh dari Zat, dan Muhammad merasakan Zatnya-Zat." 2. Telah dikatakan kepada Iblis: "Sujudlah!" (QS. 2: 34) dan kepada Muhammad: "Tengoklah!" (QS. 53: 13) Namun, Iblis tidak bersujud, dan Muhammad pun tidakmenengok. Ia tidak berpaling ke kanan atau ke kiri, "Matanya tidak celingukan, tidak juga jelalatan." (QS. 53: 17) 3. Sementara Iblis, setelah menyatakan misinya, ia tidak kembali ke kemampuan awalnya. 4. Sedangkan Muhammad, ketika menyatakan misinya, ia kembali ke kemampuannya. 5. Dengan pernyataan ini: "Bersama Engkau semata aku merasa bahagia, dan kepada Engkau semata aku mengabdikan diri...

Tawasin (4): Thasin Al Dairah (Lingkaran)

Image
1. Pintu �ba? () pertama melambangkan seseorang yang menjangkau lingkaran Kebenaran.Pintu �ba? () kedua melambangkan orang yang menjangkaunya, yang setelah memasukinya, sampailah ia ke pintu yang tertutup. Pintu �ba? () ketiga melambangkan seseorang yang tersesat di gurun Sifatnya-Kebenaran. 2. Ia yang memasuki lingkaran itu jauh dari Kebenaran, sebab jalannya terjegal dan sang penempuh (salik) disuruh kembali. Adapun noktah di atas melambangkan hasratnya. Noktah yang lebih bawah melambangkan kembalinya ke titik-tolaknya, dan noktah di tengah adalah kebingungannya. 3. Lingkaran dalam tidak memiliki pintu �ba? (), dan �titik? yang ada di dalamnya adalah pusat Kebenaran. 4. Makna tentang Kebenaran adalah yang darinya, baik lahir maupun batin, tidak ada yang luput. Dan, ia pun tidak direkayasa. 5. Andaikan kau berhasrat memahami apa yang aku terangkan ini.�ambillah empat ekor �burung?, cincanglah buatmu,� (QS. 2: 260) sebab Al-Haqq (Allah) �tak - terbang?. 6. ...

Tawasin (3): Thasin Al Shafa (Kebeningan)

Image
Hakikat itu adalah sesuatu yang sangat halus, dan sulit menguraikannya. Jalan untukmenempuhnya sempit, dan tentang jalannya itu, seorang penempuh (salik) harus mengarungi 'kobaran api' di tengah gurun yang dalam. Seorang asing (gharib) telah mengikuti jalan ini,dan menyampaikan bahwa apa yang dialaminya ada empat puluh Maqam, yaitu: 1. Kesopansantunan ['adab], 2. Kegentarhatian [rahab], 3. Kejerihpayahan [nashab], 4. Penuntutan-diri [thalab], 5. Ketakjuban ['ajab], 6. Peniadaan ['athab], 7. Pemujaan [tharab], 8. Pendambaan [syarah], 9. Penjernihan [nazah], 10. Kelurusan [shidq], 11. Persahabatan [rifq], 12. Persamaan [litq], 13. Keberangkatan [taswih], 14. Penghiburan [tarwih], 15. Ketajaman [tamyiz], 16. Penyaksian [syuhud], 17. Keberadaan [wujud], 18. Penghitungan ['add], 19. Pengupayaan [kadda], 20. Pemulihan [radda], 21. Perluasan [imtidad], 22. Pengolahan [i'dad], 23. Penyendirian [infirad], 24. Pengendalian [inqiyad], 25. Kemauan [murad], 26. Kehadiran...

Tawasin (2): Thasin Al Fahm (Pemahaman) Al Halaj

Image
1.Pemahaman tentang alam-makhluk tidak terkait dengan hakikat, dan hakikat tidak juga terkait dengan alam-makhluk. Pemikiran [yang asal-terima] adalah taqlid, dan taqlid-nya alam-makhluk tidak ada keterkaitannya dengan hakikat. Pengertian tentang hakikat itu sulit dicapai, makanya betapa lebih sulit lagi mencapai pengertian tentang hakikatnya- Hakikat (Allah). Apalagi, Allah itu di luar hakikat, dan hakikat tidak dengan sendirinya menyatakan 'ada'-Nya Allah. 2.Sang laron terbang di sekeliling nyala api hingga terbit fajar. Lalu, ia kembali ke teman- temannya, dan menceritakan keadaan (hal) spiritualnya dengan ungkapan yang penuh kesan. Ia berpadu (hulul) dengan geliatnya nyala api dalam hasratnya untuk mencapai Penyatuan (Tawhid) yang sempurna. 3.Cahayanya nyala api adalah Pengetahuan ('llm) hakikat, panasnya adalah Kenyataan ('Ayn) hakikat, dan Penyatuan dengannya adalah Kebenaran (Haqq) hakikat. 4.Ia merasa tidak puas dengan cahayanya ataupun dengan panasnya, sehingg...

Tawasin (1): Thasin Al Siraj (Pelita Nubuwah Nabi Muhammad S.A.W)

Image
1.Sang Pelita (As-Siraj) tampak dan tercerah dari Cahaya Keghaiban,ia terpancar dan (tampak) kembali, dan melampaui pelita-pelita lain.Ia rembulan yang cerlang, yang menampakkan kecemerlangannya lebih dari bulan-bulan lain. Ia bintang yang graha perbintangannya di Langit �Azaly. Allah menyebutnya �ummi (awam) atas dasar keterpusatan aspirasinya,juga harami (suci) disebabkan kelimpahan syafa?atnya,dan makki (pusat) karena kedekatannya di Hadirat-Nya.   2.Dia (Allah) lapangkan dadanya, Dia tingkatkan kekuatannya, dan mengangkatnya dari beban �yang memberati punggungnya� (Q. 94: 2 -3) serta Dia tetapkan kewenangannya. Sebagaimana Allah membuat �Badr?nya terpancar, demikianlah purnamanya muncul dari awan Yamamah, mentarinya terbit di bukit Tihamah [Makkah],dan pelitanya bersinar gemerlap dari sumur Karamah (Zamzam) 3. Ia tidak menyampaikan sesuatu kecuali yang menyangkut pandangan (bashirah) batinnya,dan tidak mewajibkan diikuti keteladanannya kecuali yang menyangkut kebenaran Sunna...