Posts

Showing posts with the label Al Hikam

Hikam Ibnu athaillah : Amal Makrifat

Image
Ibnu Athaillah didalam Al Hikam berkata: �Apabila Tuhan membukakan bagimu suatu jalan untuk ma�rifat [mengenal pada-Nya], maka jangan menghiraukan soal amalmu yang masih sedikit, sebab Tuhan tidak membukakan bagimu, melainkan Ia akan memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah engkau tahu bahwa ma�rifat itu semata-mata pemberian karunia Alloh kepadamu, sedang amal perbuatanmu hanyalah hadiahmu kepad-Nya dengan pemberian karunia Alloh kepadamu.� Ma�rifat [mengenal] kepada Allah, itu adalah puncak keberuntungan seorang hamba, maka apabila Tuhan telah membukakan bagimu suatu jalan untuk mengenal kepada-Nya, maka tidak perlu pedulikan berapa banyak amal perbuatanmu, walaupun masih sedikit amal kebaikanmu. Sebab ma�rifat itu suatu karunia dan pemberian langsung dari Allah, maka sekali-kali tidak tergantung kepada banyak atau sedikitnya amal kebaikan. Abu Huroiroh ra. berkata: Rasululloh saw. bersabda: Alloh azza wajalla berfirman: �Apabila Aku menguji hamba-Ku yang beriman, kemudian ia tidak men...

Hikmah Ibnu Athaillah: Keadaan Lapang dan Sempit

Image
Ibnu Athaillah berkata : "Orang-orang ma'rifat jika merasa lapang lebih banyak khawatirnya daripada jika mereka dalam keadaan kesempitan. Dan tidak dapat tetap berdiri di atas batas-batas adab di dalam keadaan lapang kecuali sedikit". Orang-orang ma'rifat lebih khawatir dalam keadaan lapang daripada dalam keadaan kesempitan. Sebab keadaan lapang itu sesuai dengan hawa nafsunya. Sehingga mereka khawatir kalau sampai tertarik ke dalam ajakan hawa nafsu. Sehubungan dengan keadaan lapang dan kesempitan itu, Syaikh Ahmad bin "Athaillah berkata : "Dalam keadaan lapang nafsu ikut mengambil bagiannya dengan bergembira, sedang dalam keadaan kesempitan tidak ada bagian sama sekali bagi nafsu itu."

Al Hikam : Keutamaan Wirid

Image
Ibnu Athaillah didalam Al Hikam berkata:"Jika Kamu melihat seorang hamba yang mana telah menjadikan kepadanya wirid dan dia tetap selalu menjaganya, tapi lama sekali datangnya pertolongan Allah (kepadanya). Maka dari itu janganlah menghina (meremehkan) apa yang Allah telah memberinya. Karena sesungguhnya kamu tidak mengerti tanda-tanda orang ma'rifat dan orang yang cinta kepada Allah, maka seandainya tidak ada warid (karunia Allah) tentu tidak ada wirid (kontiniu/keistiqomaha n dalam menjalankan ibadah tertentu)". maksud dari perkataan ini adalah Apabila ada seseorang yang tekun dalam beribadah akan tetapi belum tampak tanda keistimewaan pada dirinya, maka janganlah engkau memandang rendah orang tersebut. Sebab yang demikian itu berarti engkau belum tahu akan tanda-tanda orang makrifat dan orang yang dicintai Allah. semoga menjadi semangat buat kita dalam istiqomah melakukan riyadoh tanpa mengharapkan keistimewaan tertentu menuju kecintaan pada Allah dan Rasulullah. Amin ...

Al Hikam : Ma'rifat, Fana, dan Mahabbah

Image
?? ??? ???? ???? ?? ?? ???, ? ?? ??? ?? ??? ?? ?? ???, ??? ???? ?? ???? ???? ???? Artinya : " Barang siapa yang ma'rifat kepada Al Haq (Allah), maka ia akan menyaksikanNya disetiap sesuatu, barang siapa yang fana' denganNya maka ia akan merasa hilang dari setiap sesuatu dan barang siapa yang mahabbah (cinta) kepadaNya maka tidak akan mendahulukan sesuatu dariNya (Allah) ". Setiap hamba yang beriman kepada Allah wajib baginya mempunyai tiga unsur sifat yang meliputi, ma'rifat, fana' dan mahabbah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Karena, bagaimana mungkin seorang hamba dikatakan beriman kalau ia tidak tahu akan Allah? bagaimana bisa dikatakan beriman kalau ia masih bersama selain Allah (belum bisa fana' denganNya) dan bagaimana mungkin dikatakan beriman kalau semua cintanya hanya kepada selain Allah ? jika ketiga sifat tadi bisa dipraktekkan maka seorang mukmin akan naik kederajat muqorobah sesuai dengan kwalitas ketiga sifat tadi. Kalau hikmah diata...

Al Hikam : Hakikat Cinta Kepada Allah

Image
Mengenai hakikat cinta kepada Allah s.w.t. menurut pandangan hakikat hikmah Tauhid dan Tasawuf, sebagaimana telah diungkapkan oleh Maulana Imam Ibnu Athaillah Askandary dalam Kalam Hikmah beliau sebagai berikut: "Orang yang begitu sangat cintanya bukanlah orang yang mengharapkan balasan sesuatu dari pihak yang dicintainya atau dia menuntut sesuatu maksud dari pihak yang ia cintai, karena orang yang begitu sangat cintanya itu ialah orang yang memberi buat anda, bukanlah orang yang begitu sangat cintanya itu merupakan orang dimana anda memberi buatnya." Kalam Hikmah ini, sepintas lalu sulit juga menangkapnya, apabila tidak kita berikan penjelasan sebagai berikut: Apabila cinta dapat dilukiskan melalui huruf, tulisan dan maksud-maksud tertentu, pada hakikatnya itu tidak dapat dikatakan cinta atau mahabbah. Karena cinta yang demikian, adalah cinta yang dapat dibuat, demi untuk sampai kepada tujuan yang dikehendaki. Karena itu, barangsiapa yang mencintai seseorang supaya seseoran...