HAL YANG TERJADI JIKA SEMUA GLETSER DI BUMI MENCAIR
Jika semua gletser/es di bumi mencair, diperkirakan permukaan laut akan naik sekitar 65,8 meter, kota kota di pesisir seperti Newyork, Shanghai, dan London akan tenggelam dan memaksa 40% populasi dunia untuk meninggalkan rumah mereka.
Air asin akan mencemari cadangan air tawar di daratan yang merusak cadangan air minum, irigasi, hingga sistem pembangkit listrik, sedangkan es di greenland dan antarktika yang terbuat dari air tawar ketika mencair dan mengalir ke laut akan mengubah arus laut dan pola cuaca.
Gletser himalaya menjadi ancaman besar karena mengandung senyawa dischlorodiphen
iltrichloroethane (DDT), ketika mencair gletser melepaskan senyawa tersebut ke sungai, danau, cadangan air tanah dan meracuninya.Selain gletser, es juga meliputi permafrost yang mungkin mengandung merkuri.
Uap dari suhu yang lebih tinggi menyebabkan kekeringan massal, uap air ekstra di atmosfer juga memicu badai dan banjir yang lebih sering dan kuat.
Normalnya, perlu ratusan hingga ribuan tahun bagi semua gletser/es di bumi untuk mencair, tapi akibat pemanasan global, lapisan es dikutub utara dan selatan bumi mencair lebih cepat dari yang diperkirakan, yang menyebabkan naiknya permukaan air laut. Misalnya, laporan penelitian dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, mengungkapkan bahwa antarktika kehilangan es 6 kali lebih banyak setiap tahunnya dibandingkan 40 tahun lalu, selama 1980-an antarktika mencair rata rata 40 gigaton pertahun, dan dari 2009 hingga 2017 jumlahnya meningkat sampai 252 gigaton, sedangkan di kutub utara (alaska & greenland) data misi landsat dari serangkaian satelit pengamatan bumi yang dikelola NASA dan Survey Geologi AS menunjukkan gambar landsat dari gletser yang difoto antara tahun 1972 -2019, terlihat perubahan penyusutan kondisi lapisan es yang signifikan.
Gletser tumbuh di musim dingin dan menyusut di musim panas, tapi dengan suhu bumi yang terus menghangat akibat pemanasan global/perubahan iklim, gletser tumbuh semakin sedikit, dan menyusut semakin banyak.
source : nationalgeographic.com ,space.com , liputan6
Air asin akan mencemari cadangan air tawar di daratan yang merusak cadangan air minum, irigasi, hingga sistem pembangkit listrik, sedangkan es di greenland dan antarktika yang terbuat dari air tawar ketika mencair dan mengalir ke laut akan mengubah arus laut dan pola cuaca.
Gletser himalaya menjadi ancaman besar karena mengandung senyawa dischlorodiphen
iltrichloroethane (DDT), ketika mencair gletser melepaskan senyawa tersebut ke sungai, danau, cadangan air tanah dan meracuninya.Selain gletser, es juga meliputi permafrost yang mungkin mengandung merkuri.
Uap dari suhu yang lebih tinggi menyebabkan kekeringan massal, uap air ekstra di atmosfer juga memicu badai dan banjir yang lebih sering dan kuat.
Normalnya, perlu ratusan hingga ribuan tahun bagi semua gletser/es di bumi untuk mencair, tapi akibat pemanasan global, lapisan es dikutub utara dan selatan bumi mencair lebih cepat dari yang diperkirakan, yang menyebabkan naiknya permukaan air laut. Misalnya, laporan penelitian dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, mengungkapkan bahwa antarktika kehilangan es 6 kali lebih banyak setiap tahunnya dibandingkan 40 tahun lalu, selama 1980-an antarktika mencair rata rata 40 gigaton pertahun, dan dari 2009 hingga 2017 jumlahnya meningkat sampai 252 gigaton, sedangkan di kutub utara (alaska & greenland) data misi landsat dari serangkaian satelit pengamatan bumi yang dikelola NASA dan Survey Geologi AS menunjukkan gambar landsat dari gletser yang difoto antara tahun 1972 -2019, terlihat perubahan penyusutan kondisi lapisan es yang signifikan.
Gletser tumbuh di musim dingin dan menyusut di musim panas, tapi dengan suhu bumi yang terus menghangat akibat pemanasan global/perubahan iklim, gletser tumbuh semakin sedikit, dan menyusut semakin banyak.
source : nationalgeographic.com ,space.com , liputan6
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.