Apa itu Kejawen?
Kejawen merupakan ajaran spiritual yang berasal dari leluhur murni orang - orang Jawa yang belum berakulturasi dengan budaya luar. Dengan demikian sebelum adanya ajaran Hindu dan Buddha masuk ke Nusantara, di tanah Jawa sudah terdapat peradaban yang begitu tinggi dengan Kejawen sebagai ajaran agamanya. Hal ini dapat dibuktikan bahwa ajaran Kejawen yang telah berakulturasi dengan Hindu Buddha di Jawa sangat berbeda tata cara peribadatan Hindu dan Buddha di India. Adapun yang kita ketahui Kejawen saat ini adalah hasil sinkretis antara Kejawen dengan agama - agama lain, hal ini membuktikan bahwa masyarakat Jawa begitu toleran terhadap ajaran serta budaya lain yang masuk ke Nusantara.
Clifford Geertz.seorang antropolog dari Amerika Serikat menulis sebuah buku yang mengisahkan tentang Kejawen dalam bukunya yang berjudul The Religion of Java. Kata Kejawen merujuk pada pola hidup yang didasarkan pada pemikiran Jawa. Sebagai contoh dalam Islam yang bersinkretis dengan Kejawen pada dasarnya adalah keanekaragaman religius. Meskipun begitu shalat lima waktu yang dilakukan akan dipahami sebagai pertemuan pribadi antara hambanya dan Tuhan. Banyak diantaranya dalam agama Islam masih terdapat unsur Kejawen seperti selametan, kenduren, ziarah kubur. Hal ini merupakan wujud rasa syukur serta interaksi kepada sang maha pencipta leluhur masyarakat Jawa.
Terlebih dalam ajaran Jawa, etika merupakan hal yang penting, orang Jawa akan menempa diri mereka sejak sedini mungkin. Selain itu didalam ajaran Jawa juga terdapat istilah Sepi Ing Pamrih yaitu menjauhkan diri sendiri dari egoistik serta menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri. Dalam kehidupan, orang Jawa sangat memerhatikan hubungan dengan sekitarnya yaitu antar sesama individu, antara manusia dan alam serta antara manusia dengan pencipta. Sehingga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan layaknya bencana, hal ini akan merujuk pada adanya ketidak seimbangan antara hubungan - hubungan tersebut. Dengan demikian sudah selayaknya manusia memperbaiki hubungan - hubungan tersebut agar tercipta kembali keseimbangan.
Clifford Geertz.seorang antropolog dari Amerika Serikat menulis sebuah buku yang mengisahkan tentang Kejawen dalam bukunya yang berjudul The Religion of Java. Kata Kejawen merujuk pada pola hidup yang didasarkan pada pemikiran Jawa. Sebagai contoh dalam Islam yang bersinkretis dengan Kejawen pada dasarnya adalah keanekaragaman religius. Meskipun begitu shalat lima waktu yang dilakukan akan dipahami sebagai pertemuan pribadi antara hambanya dan Tuhan. Banyak diantaranya dalam agama Islam masih terdapat unsur Kejawen seperti selametan, kenduren, ziarah kubur. Hal ini merupakan wujud rasa syukur serta interaksi kepada sang maha pencipta leluhur masyarakat Jawa.
Terlebih dalam ajaran Jawa, etika merupakan hal yang penting, orang Jawa akan menempa diri mereka sejak sedini mungkin. Selain itu didalam ajaran Jawa juga terdapat istilah Sepi Ing Pamrih yaitu menjauhkan diri sendiri dari egoistik serta menempatkan kepentingan orang lain diatas kepentingan diri sendiri. Dalam kehidupan, orang Jawa sangat memerhatikan hubungan dengan sekitarnya yaitu antar sesama individu, antara manusia dan alam serta antara manusia dengan pencipta. Sehingga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan layaknya bencana, hal ini akan merujuk pada adanya ketidak seimbangan antara hubungan - hubungan tersebut. Dengan demikian sudah selayaknya manusia memperbaiki hubungan - hubungan tersebut agar tercipta kembali keseimbangan.
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.