Integrasi Organisasi Masyarakat Muhammadiyah Masa Kolonialisme Hindia Belanda
irkfa zuhayriah tanjung / 14a / si4
Awal Berdirinya
Muhammadiyah didirikan di kampung kauman yogyakarta, pada tanggal 8 dzulhijjah 1330 h atau bertepatan dengan 18 nopember 1912 oleh seorang yang bernama muhammad darwis, kemudian dikenal dengan kh ahmad dahlan beliau adalah pegawai kesultanan kraton yogyakarta sebagai seorang khatib dan sebagai pedagang. melihat keadaan ummat islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran islam yang sebenarnya berdasarkan qur`an dan hadist. oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai khatib dan para pedagang. mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau jawa. untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan persyarikatan muhammadiyah. dan kini muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air. disamping memberikan pelajaran/ pengetahuannya kepada laki-laki, beliau
juga memberi pelajaran kepada kaum ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "sidratul muntaha". pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan hooge school muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. tahun 1921 diganti namanya menjadi kweek school muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namanya dirubah menjadi mu`allimin dan mu`allimat. suatu ketika kh.ahmad dahlan menyampaikan usaha pendidikan setelah selesai menyampaikan santapan rohani pada rapat pengurus budi utomo cabang yogyakarta. ia menyampaikan keinginan mengajarkan agama islam kepada para siswa kweekschool gubernamen jetis yang dikepalai oleh r. boedihardjo, yang juga pengurus budi utomo. usul itu disetujui, dengan syarat di luar pelajaran resmi. lama-lama peminatnya banyak, hingga kemudian mendirikan sekolah sendiri.
Di antara para siswa kweekschool jetis ada yang memperhatikan susunan bangku, meja, dan papan tulis. lalu, mereka menanyakan untuk apa, dijawab untuk sekolah anak-anak kauman dengan pelajaran agama islam dan pengetahuan sekolah biasa. mereka tertarik sekali, dan akhirnya menyarankan agar penyelelenggaraan ditangani oleh suatu organisasi agar berkelanjutan sepeninggal k.h. ahmad dahlan kelak. setelah pelaksanaan penyelenggaraan sekolah itu sudah mulai teratur, kemudian dipikirkan tentang organisasi pendukung terselenggaranya kegiatan sekolah itu. dipilihlah nama "muhammadiyah" sebagai nama organisasi itu dengan harapan agar para anggotanya dapat hidup beragama dan bermasyarakat sesuai dengan pribadi nabi muhammad saw. penyusunan anggaran dasar muhamadiyah banyak mendapat bantuan dari r. sosrosugondo, guru bahasa melayu kweekschool jetis. rumusannya dibuat dalam bahasa melayu dan belanda. kesepakatan bulat pendirian muhamadiyah terjadi pada tanggal 18 november 1912 m atau 8 zulhijah 1330 h. tgl 20 desember 1912 diajukanlah surat permohonan kepada gubernur jenderal hindia belanda, agar perserikatan ini diberi izin resmi dan diakui sebagai suatu badan hukum. setelah memakan waktu sekitar 20 bulan, akhirnya pemerintah hindia belanda mengakui muhammadiyah sebagai badan hukum, tertuang dalam gouvernement besluit tanggal 22 agustus 1914, no. 81, beserta alamporan statuennya. Muhammadiyah juga mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan nama 'aisyiyah yang disitulah istri kh. a. dahlan, nyi walidah ahmad dahlan nyi walidah ahmad dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya. kh a dahlan memimpin muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. pada rapat tahun ke 11, pemimpin muhammadiyah dipegang oleh kh ibrahim yang kemudian memegang muhammadiyah hingga tahun 1934. rapat tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi konggres tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini menjadi muktamar 5 tahunan.
Upaya yang dilakukan Muhammadiyah
Usaha yang dilakukan muhammadiyah pertama melalui pendidikan, yaitu dengan mendirikan sekolah muhammadiyah. selain itu juga menekankan pentingnya pemurnian tauhid dan ibadah, seperti: meniadakan kebiasaan menujuhbulani (jawa: tingkeban), yaitu selamatan bagi orang yang hamil pertama kali memasuki bulan ke tujuh. kebiasaan ini merupakan peninggalan dari adat-istiadat jawa kuno, biasanya diadakan dengan membuat rujak dari kelapa muda yang belum berdaging yang dikenal dengan nama cengkir dicampur dengan berbagai bahan lain, seperti buah delima, buah jeruk, dan lain-lain. masing-masing daerah berbeda-beda cara dan macam upacara tujuh bulanan ini, tetapi pada dasarnya berjiwa sama, yaitu dengan maksud mendoakan bagi keselamatan calon bayi yang masih berada dalam kandungan itu. menghilangkan tradisi keagamaan yang tumbuh dari kepercayaan islam sendiri, seperti selamatan untuk menghormati syekh abdul qadir jaelani, syekh saman, dll yang dikenal dengan manakiban. selain itu, terdapat pula kebiasaan membaca barzanji, yaitu suatu karya puisi serta syair-syair yang mengandung banyak pujaan kepada nabi muhammad saw. yang disalahartikan. dalam acara-acara semacam ini, muhammadiyah menilai, ada kecenderungan yang kuat untuk mengultusindividukan seornag wali atau nabi, sehingga hal itu dikhawatirkan dapat merusak kemurnian tauhid. selain itu, ada juga acara yang disebut "khaul", atau yang lebih populer disebut khal, yaitu memperingati hari dan tanggal kematian seseorang setiap tahun sekali, dengan melakukan ziarah dan penghormatan secara besar-besaran terhadap arwah orang-orang alim dengan upacara yang berlebih-lebihan. acara seperti ini oleh muhammadiyah juga dipandang dapat mengerohkan tauhid.
Bacaan surat yasin dan bermacam-macam zikir yang hanya khusus dibaca pada malam jumat dan hari-hari tertentu adalah suatu bid'ah. begitu juga ziarah hanya pada waktu-waktu tertentu dan pada kuburan tertentu, ibadah yang tidak ada dasarnya dalam agama, juga harus ditinggalkan. yang boleh adalah ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat adanya kematian pada setiap makhluk allah. mendoakan kepada orang yang masih hidup atau yang sudah mati dalam islam sangat dianjurkan. demikian juga berzikir dan membaca alquran juga sangat dianjurkan dalam islam. akan tetapi, jika di dalam berzikir dan membaca alquran itu diniatkan untuk mengirim pahala kepada orang yang sudah mati, hal itu tidak berdasar pada ajaran agama, oleh karena itu harus ditinggalkan. demikian juga tahlilan dan selawatan pada hari kematian ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, dan ke-1000 hari, hal itu merupakan bid'ah yang mesti ditinggalkan dari perbuatan islam. selain itu, masih banyak lagi hal-hal yang ingin diusahakan oleh muhammadiyah dalam memurnikan tauhid. dalam bidang politik, usaha-usaha muhammadiyah meliputi:
- menentang pemerintah hindia belanda yang mewajibkan pajak atas ibadah kurban. hal ini berhasil dibebaskan.
- ikut menanamkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air indonesia di kalangan umat islam indonesia dengan menggunakan bahasa indonesia dalam tablig-tablighnya, dalam khotbah ataupun tulisan-tulisannya.
- pada waktu jepang berkuasa di indonesia, pernah seluruh bangsa indonesia diperintahkan untuk menyembah dewa matahari, tuhan bangsa jepang. muhammadiyah pun diperintah untuk melakukan sei-kerei, membungkuk sebagai tanda hormat kepada tenno heika, tiap-tiap pagi sesaat matahari sedang terbit. muhammadiyah menolak perintah itu.
- ikut aktif dalam keanggotaan miai (majelis islam a'la indonesia) dan menyokong sepenuhnya tuntutan gabungan politik indonesia (gapi) agar indonesia mempunyai parlemen di zaman penjajahan. begitu juga pada kegiatan-kegiatan islam internasional, seperti konferensi islam asia afrika, muktamar masjid se-dunia, dan sebagainya, muhammadiyah ikut aktif di dalamnya.
- pada saat partai politik yang bisa amenyalurkan cita-cita perjuangan muhammadiyah tidak ada, muhammadiyah tampil sebagai gerakan dakwah islam yang sekaligus mempunyai fungsi politik riil. pada saat itu, tahun 1966/1967, muhammadiyah dikenal sebagai ormaspol, yaitu organisasi kemasyarakatan yang juga berfungsi sebagai partai politik.
Dengan semakin luasnya usaha-usaha yang dilakukan oleh muhammadiyah, dibentuklah kesatuan-kesatuan kerja yang berkedudukan sebagai badan pembantu pemimpin persyarikatan. kesatuan-kesatuan kerja tersebut berupa majelis-majelis dan badan-badan. selain majelis dan lembaga, terdapat organisasi otonom, yaitu organisasi yang bernaung di bawah organisasi induk, dengan amasih tetap memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. dalam persyarikatan muhammadiyah, organisasi otonom (ortom) ini ada beberapa buah, yaitu:
o aisyiyah
o nasyiatul 'aisyiyah (na)
o pemuda muhammadiyah
o ikatan remaja muhammadiyah (irm) /ikatan pelajar muhammadiyah (ipm)
o ikatan mahasiswa muhamadiyyah (imm)
o tapak suci putra muhamadiyah
o gerakan kepanduan hizbul-wathan (hw)
Organisasi-organisasi otonom tersebut termasuk kelompok angkatan muda muhammadiyah (amm). keenam organisasi otonom ini berkewajiban mengemban fungsi sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha muhammadiyah.
Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah gerakan berasas islam, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah allah di muka bumi.
1. muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama allah yang diwahyukan kepada rasul-nya, sejak nabi adam, ibrahim, musa, isa dan seterusnya sampai kepada nabi muhammad saw., sebagai hidayah dan rahmat allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi.
2. muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasarkan: alquran: kitab allah yang diwahyukan kepada nabi muhammad saw. sunnah rasul: penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran alquran yang diberikan oleh nabi muhammad saw. dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran islam.
3. muhammadiyah bekerja untuk teraksananya ajaran-ajaran islam yang meliuti bidang-bidang: akidah , akhlak , ibadah , muamalah duniawiyah
4. muhammadiyah bekerja untuk tegaknya akidah islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah, dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran islam.
5. muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran alquran dan sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
6. muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh rasulullah saw. tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
Daftar Pustaka
-Asril,Mpd .2005. Sejarah Indonesia ( Zaman Penjajahan Bangsa Eropa ). Fkip Universitas Riau.
-Poesponegoro,Marwati Djoened Dkk. 1992. Sejarah Nasional Indonesia V . Jakarta : Balai Pustaka
-Ganesha Operation . 2014 . Revolusi Belajar Super Intensip Ips . Bandung .
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.