SHOLAT GERHANA MATAHARI 9 MARET 2016
Ditjen Bimas Islam mengeluarkan siaran pers terkait pelaksanaan waktu shalat gerhana untuk menyambut fenomena alam yang akan terjadi di sebagian wilayah Indonesia pada tanggal 9 Maret 2016. Dalam siaran pers yang ditandatangani oleh Sekretaris Ditjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin, diketahui bahwa durasi gerhana di 33 provinsi berbeda sesuai dengan perhitungan astronomis di wilayah masing-masing. Mengacu pada data astronomis, wilayah Indonesia Bagian Barat rata-rata dapat menikmati gerhana matahari selama satu hingga dua jam. Sementara di Wilayah Indonesia Tengah, fenomena langka itu dapat dinikmati selama 2 hingga 2,5 jam. Adapun wilayah Indonesia bagian timur mendapatkan durasi paling lama yaitu selama hampir tiga jam. Selain itu, Ditjen Bimas Islam juga telah menyiapkan naskah khutbah shalat gerhana yang dapat diunduh disini untuk digunakan para khatib pada pelaksanaan shalat menyambut fenomena alam tersebut. Berikut waktu pelaksanaan shalat gerhana di seluruh Indonesia mengacu pada press release Ditjen Bimas Islam:
- Aceh, 07:22 WIB -08:27 WIB
- Sumatera Utara, 07:21 WIB-08:27 WIB
- Sumatera Barat, 07:20 WIB-08:27 WIB
- Riau, 06:22 WIB -08:30 WIB.
- Bengkulu, 06:20 WIB-08:28 WIB.
- Jambi, 06:21 WIB-08:29 WIB.
- Kepulauan Riau, 06:22 WIB-08:33 WIB.
- Sumatera Selatan, 06:19 WIB-08:29 WIB.
- Lampung, 06:20 WIB-08:31 WIB.
- Bangka Belitung, 06:21 WIB-08:35 WIB.
- Banten, 06:19 WIB-08:31 WIB.
- DKI Jakarta, 06:20 WIB-08:32 WIB.
- Jawa Barat, 06:20 WIB-08:32 WIB.
- Jawa Tengah, 06:20 WIB-08:35 WIB.
- D.I. Yogyakarta, 06:20 WIB- 08:35 WIB.
- Jawa Timur, 06:21 WIB-08:39 WIB.
- Kalimantan Barat, 06:23 WIB- 08:42 WIB.
- Kalimantan Tengah, 06:22 WIB-08:47 WIB.
- Kalimantan Selatan, 07:23 WITA-09:48 WITA.
- Kalimantan Timur, 07:26 WITA-09:54 WITA
- Bali, 07:22 WITA-09:42 WITA.
- Nusa Tenggara Barat, 07:23 WITA-09:45 WITA.
- Nusa Tenggara Timur, 07:27 WITA-09:51 WITA.
- Sulawesi Barat, 07:26 WITA-09:57 WITA.
- Sulawesi Selatan, 07:26 WITA-09:54 WITA.
- Sulawesi Tengah, 07:29 WITA-10:04 WITA.
- Sulawesi Tenggara, 07:28 WITA-10:01 WITA.
- Gorontalo,07:31 WITA-10:09 WITA.
- Sulawesi Utara, 07:34 WITA-10:15 WITA.
- Maluku Utara, 08:35 WIT-11:21 WIT.
- Maluku, 08:35 WIT-11:17 WIT.
- Papua Barat, 08:40 WIT-11:30 WIT. Papua, 08:49 WIT-11:40 WIT.
GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016
A. PENDAHULUAN
Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak
semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi
Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase bulan baru dan dapat diprediksi sebelumnya.
Pada tahun 2016 ini diprediksi terjadi lima kali gerhana, yaitu :
- Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 yang dapat diamati dari Indonesia.
- Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 23 Maret 2016 yang diamati dari Indonesia
- Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 18 Agustus 2016 yang diamati dari Indonesia
- Gerhana Matahari Cincin (GMC) 1 September 2016 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
- Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 16-17 September 2016 yang dapat diamati dari Indonesia
Salah satu tupoksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah adalah memberikan informasi dan pelayanan tanda waktu, termasuk di dalamnya adalah informasi Gerhana Bulan dan Matahari. Untuk itu BMKG menyampaikan informasi GMT 9 Maret 2016 sebagai berikut.
B. GERHANA MATAHARI TOTAL 9 MARET 2016
Gambar 1. Peta lintasan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di dunia Pada Gambar 1 ditampilkan Peta Lintasan GMT 9 Maret 2016. Sebagaimana terlihat, GMT 9 Maret 2016 dapat diamati di Asia bagian Selatan, Asia bagian Timur, Asia bagian Tenggara, Australia bagian Utara, Samudra Pasifik, dan sedikit daerah Amerika bagian Utara. Daerah yang akan terlewati jalur totalitas, yang ditandai dengan dua buah garis merah yang berdekatan, adalah Indonesia dan Samudra Pasifik. Jalur totalitas GMT 9 Maret 2016 yang melewati Indonesia dapat lebih jelas dilihat pada Gambar 2 dalam bentuk peta magnitudo gerhana, yaitu perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai oleh Bulan dan diameter Matahari secara keseluruhan saat puncak gerhana terjadi. Jika magnitudo gerhananya 1 atau lebih dari 1, Matahari tergerhanai total. Namun, jika magnitudonya kurang dari 1, Matahari tergerhanai sebagian. Titik sentral gerhana yang menandakan segarisnya titik pusat Matahari, Bulan dan Bumi ditandai dengan garis berwarna biru. Sebagaimana terlihat pada Gambar 2 dan Tabel terlampir, jalur totalitas gerhana ini akan melewati 45 kota dan kabupaten di 12 provinsi, yaitu Sumatera Barat bagian Selatan, Bengkulu, Jambi bagian Selatan, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Adapun daerah lainnya akan mengamati GMT 9 Maret 2016 berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana tertentu, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Peta lintasan Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia Pada Gambar 3 ditampilkan ilustrasi proses GMT 9 Maret 2016 di daerah yang mengalami totalitas. Gerhana dimulai saat Kontak Pertama terjadi, yaitu ketika piringan Bulan, yang ditampilkan berupa lingkaran putih dengan garis putus-putus, mulai menutupi piringan Matahari, yang ditampilkan berupa lingkaran berwarna kuning. Seiring berjalannya waktu, piringan Matahari yang tergerhanai akan semakin besar hingga akhirnya Bulan mulai menutupi seluruh piringan Matahari. Waktu saat peristiwa ini terjadi disebut Kontak Kedua dan akan berakhir saat Bulan terakhir kali menutupi seluruh piringan Matahari, yaitu saat Kontak Ketiga. Gambar 3. Ilustrasi proses Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di daerah yang mengalami totalitas Waktu dari Kontak Kedua hingga Kontak Ketiga tersebut disebut sebagai Durasi Totalitas atau Fase Totalitas, yang lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Sebagai contoh lama durasi totalitas terlama pada GMT 9 Maret 2016 ini di Indonesia adalah di Maba, Maluku Utara, yaitu 3 menit 19,5 detik dengan magnitudo gerhana sebesar 1,019. Adapun lama fase totalitas dan magnitudo gerhana di kota-kota lainnya kurang dari waktu tersebut. Pada saat fase totalitas tersebut, kecerlangan langit di lokasi-lokasi yang terlewati jalur totalitas tersebut akan meredup, hingga seperti saat fajar atau senja. Puncak keredupannya adalah saat terjadinya Puncak Gerhana, yaitu waktu di tengah-tengah fase totalitas ini. Pada saat puncak gerhana terjadi, akan tampak cahaya redup di sekitar Matahari, yang disebut sebagai korona atau mahkota Matahari. Setelah Kontak Ketiga dilalui, piringan Matahari yang tampak tergerhanai akan semakin kecil hingga akhirnya Bulan terakhir kali menutupi piringan Matahari, yaitu saat Kontak Keempat. Lama waktu dari Kontak Pertama hingga Kontak Keempat disebut sebagai Durasi Gerhana dan lama waktunya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya. Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Jayapura, Papua, yaitu selama 2 jam 55 menit 3,0 detik. Gambar 4. Ilustrasi Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 yang teramati berupa Gerhana Matahari Sebagian. Bagian kiri untuk daerah di sebelah Utara jalur totalitas. Bagian kanan untuk daerah di sebelah Selatan jalur totalitas. Ilustrasi proses gerhana matahari yang teramati dari kota-kota yang tidak mengalami fase totalitas ditampilkan pada Gambar 4.
(Lih. pada link: http://data.bmkg.go.id/share/Dokumen/gerhana_matahari_total_9_maret_2016.pdf )
gerhana yang teramati di kota-kota tersebut, mengingat gerhana yang teramati bukanlah Gerhana Matahari Total, namun berupa Gerhana Matahari Sebagian. Di daerah sebelah Utara jalur totalitas, Matahari yang tergerhanai adalah pada bagian sebelah kanan dari arah pandang pengamat. Sementara di daerah sebelah Selatan jalur totalitas, Matahari yang tergerhanai adalah bagian sebelah kiri dari arah pandang pengamat. Pada saat puncak gerhana, besaran piringan Matahari yang tergerhanai bergantung pada magnitudo gerhana. Ilustrasi ini ditampilkan pada Gambar 5 berikut. Ilustrasi pada Gambar 5 ini adalah untuk wilayah di sebelah Utara jalur totalitas. Adapun untuk wilayah di sebelah Selatan jalur Totalitas, ilustrasinya adalah pencerminan Gambar 5 tersebut, sebagaimana ilustrasi puncak gerhana yang ditampilkan pada Gambar 4 di atas. Gambar 5. Ilustrasi magnitudo gerhana dan piringan Matahari yang tergerhanai saat puncak gerhana Sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran, waktu-waktu kejadian gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda. Peta waktu kontak awal atau Kontak Pertama GMT 9 Maret 2016 di Indonesia ditampilkan pada Gambar 6. Secara umum, GMT 9 Maret 2016 akan dimulai pada pukul 06:19:18 WIB di sebelah Selatan Bengkulu, yang ditandai dengan tulisan Kontak Awal pada Gambar 1. Sementara di Indonesia waktu mulai gerhananya paling awal adalah di Kotaagung, Lampung, yaitu terjadi pada pukul 06:19:41,0 WIB. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Waris, Papua yang terjadi pada pukul 08:53:44,1 WIT. Gambar 6. Waktu kontak awal saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia Mag 0,900 Mag 0,800 Mag 0,700 Mag 0,600 Mag 0,500
Demikian juga waktu saat Puncak Gerhana yang akan berbeda-beda di setiap daerah. Hal ini ditampilkan pada Gambar 7. Di Indonesia, daerah yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah kota Bengkulu, yang terjadi pada pukul 07:19:49,7 WIB. Adapun kota yang akan mengalami waktu puncak paling akhir adalah Jayapura pada pukul 10:17:40,8 WIT. Gambar 7. Waktu puncak gerhana saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia Sementara itu, waktu kontak terakhir atau Kontak Keempat paling awal akan terjadi di Sinabang, Aceh yang terjadi pada pukul 08:24:46,1 WIB. Adapun waktu kontak terakhir paling akhir akan terjadi di Jayapura, Papua pada pukul 11:48:46,6 WIT. Peta waktu kontak terakhir ini ditampilkan pada Gambar 8. Gambar 8. Waktu kontak akhir saat Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 di Indonesia Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus Saros tertentu. Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari. Sebagai contoh, GMT 9 Maret 2016 adalah anggota ke 52 dari 73 anggota pada Siklus Saros ke 130. Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 ini adalah GMT yang terjadi pada 26 Ferbruari 1998. Adapun Gerhana sesudahnya yang berasosiasi dengan GMT 9 Maret 2016 tersebut adalah GMT yang terjadi pada 20 Maret 2034. Meskipun peristiwa GMT di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu. GMT sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 11 Juni 1983 yang jalur totalitasnya melewati Jawa, Sulawesi, dan Papua juga GMT pada 18 Maret 1988 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan. Adapun GMT yang akan kembali dapat diamati di Indonesia adalah GMT pada 20 April 2023 yang jalur totalitasnya melewati Papua dan GMT pada 20 April 2042 yang jalur totalitasnya melewati Sumatera dan Kalimantan.
Informasi Lanjut:
Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG
Gedung Pusat Pelayanan Data dan Informasi Lantai 3
Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720
Telepon : (021) 4246321 ext. 3309
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.