Bisnis Dalam Dunia Vaporizer
Bisnis Liquid
Mulai booming-nya vaping di Indonesia, sontak membuat beberapa produsen berlomba-lomba membuka bisnis bertajuk vaporizer. Salah satunya adalah Andhika Findhssiandana (35), yang melakoni bisnis jual beli liquid yang merupakan isi dari vaporizer. Mengusung LADAS sebagai label usaha, pria yang akrab disapa Andhika ini sanggup meraih omset hingga Rp 200 juta per bulan.
Untuk memulai usahanya tersebut, Andhika menggelontorkan modal sekitar Rp 1 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli bahan baku dan kemasan. Alhasil, dengan modal tersebut Andhika menghasilkan 100 botol liquid. Dan sekitar September 2014, Andhika mulai menjalani jual beli liquid vaporizer dengan brand usaha bernama LADAS.
Sebagai varian produknya, Andhika menawarkan 9 varian rasa liquid vaporizer seperti Lagoon Blue, Black Mocachino, Fizzy Frenzy, Mango Milk, Melon Mint, Classical Taste, Passion Eve, Pink Lady, dan Banana Milk. Ukuran yang ditawarkan pun ada 2 jenis yakni ukuran 20 ml yang dijual dengan harga Rp 70.000/botol, dan 25 ml dengan harga jual Rp 100.000/botol.
Meski hanya mengandalkan 25 orang reseller dan 4 orang agen, namun Andhika mampu menghasilkan omset yang fantastis, apalagi usahanya tersebut baru berjalan itungan bulan. Dalam seminggu Andhika mampun menjual 2.500 botol liquid vaporizer. Dan bila dirata-ratakan dalam sebulan, setidaknya Andhika mampu menjual 10.000 botol dengan omset sekitar Rp 200 juta. Sedangkan keuntungan bersihnya mencapai 70% dari omset per bulan.
Bisnis MOD Vaporizer
Pengelola Rayvapor Akbar mengatakan, Rayvapor sudah menggeluti bisnis seputar vaping sejak akhir 2013. Kemudian baru benar-benar serius pertengahan 2014. Hal itu seiring semakin ramainya vaporizer di Indonesia. Rayvapor mulai menjual vaporizer, semua asesoris dari vaporizer, hingga bahan baku vaporizer atau dikenal dengan liquid.
“Awal-awal bisnis ini susah, karena masih ada perdebatan risiko rokok elektrik. Tapi belakangan masyarakat justru melihat vaporizer menjadi gaya hidup,” ungkap Akbar di Lippo Mall, Jakarta, Jumat, 13 Februari 2015.
Rayvapormenjual berbagai macam produk vaporizer. Hampir semua produk jualan merupakan barang impor dari China dan Amerika. Rayvapor menjual satu set vaporizer berkisar Rp 600 ribu-Rp 1,5 juta per buah, tergantung jenis barang. Sedangkan untuk asesoris sendiri bermacam-macam mulai seharga Rp 300 ribu – Rp 2 juta. Misalnya, mekanikal mod dibanderol Rp 750 ribu dan box mod sehargaRp 1,5 juta.
Dari penjualan itu, Rayvapor mampu meraup untung sekitar Rp 30-50 juta per bulan. Harga kulakan vaporizer serta biaya lain seperti pengiriman dan perizinan sekitar 50 persen.
“Rata-rata pelanggan kami justru kolektor dan komunitas, baru pemula yang coba-coba pakai vaporizer,” ujar Akbar.
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.