Pasar Vaporizer di AS sedang Booming!
Booming Vaporizer
Ketika Matt dan Jen Osmun membuka toko Vaporizer mereka di Bethel, Connecticut, Amerika Serikat pada bulan Desember tahun lalu, mereka tidak berharap untuk mendapatkan dukungan dari outlet mariyuana medis lokal.Matt dan Jen Osmun di toko mereka, Grassy Plain Vape & Smoke. |
"Penjualan pada awalnya langsung tancap gas, dan cenderung semakin baik setiap bulannya," kata Jen Osmun, yang memulai bisnis ini dengan suaminya, seorang mantan tukang ledeng (seperti Mario Bros dan Luigi), setelah dia terluka dalam sebuah kecelakaan, ia kemudian beralih menjadi entrepreneur (pengusaha) dengan berjualan perangkat inhalasi modern yang bernama Vaporizer. Kebanyakan pelanggan mereka di toko "Grassy Plain Vape & Smoke" membeli rokok elektronik untuk membantu mereka berhenti merokok tembakau, tetapi semakin lama toko tersebut mulai dikenal sebagai "Pak Lurah ganja medis" di lingkungan setempat - hingga sekitar lima mil jauhnya.
Pengalaman Osmuns membuat jumlah toko Vape di AS meningkat tajam dan pemilik toko berusaha untuk memanfaatkan momentum ini, tidak hanya pada tren vaping, tetapi pada jangkauan yang lebih luas: segi hukum, yaitu penggunaan mariyuana medis.
Bisnis Vaporizer di AS
Sejak 2008, jumlah toko Vape di Amerika Serikat telah berkembang menjadi sekitar 8.500 toko, dan penjualan rokok elektronik serta perlengkapannya naik menjadi $ 3,5 miliar (sekitar empat setengah trilyun rupiah) menurut analis Wells Fargo Securities Bonnie Herzog. Mereka bahkan memprediksi AS akan didominasi penikmat e-cigarette dan vaporizer untuk kemudian menyalip penggunaan rokok tembakau dalam sepuluh tahun ke depan. Terdengar mengesankan?Seorang pelanggan menghisap vaporizer pada Henley Vaporium di New York City, AS. |
Marijuana merupakan pasar tambahan yang sangat menguntungkan. IBISWorld, sebuah perusahaan riset pasar terkemuka di AS, memproyeksikan penjualan ganja untuk keperluan medis meningkat menjadi $ 13.400.000.000 (mencapat Rp 174.200.000.000.000,- atau setara 174 trilyun rupiah) pada tahun 2020 dari sekitar USD $ 3,6 milyar di tahun 2015, ini terutama disebabkan oleh permintaan dari populasi yang semakin tua dengan kondisi seperti arthritis, penyakit Alzheimer dan glaukoma.
Referensi
- Sebagaimana dikutip dari: http://www.businessinsider.co.id/r-in-rise-of-us-vape-shops-owners-eye-new-marijuana-market-2015-7/
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.