Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh Kalimat Majemuk
Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh Kalimat Majemuk | Pada artikel sebelumnya, kita telah mempelajari tentang pengertian serta contoh singkatan dan akronim. Kali ini kita akan belajar mengenai pengertian, macam-macam, dan contoh kalimat majemuk. Semoga artikel berikut ini bisa membantu Anda yang sedang belajar tata bahasa Indonesia.
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dapat pula berupa kalimat majemuk. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal, sementara kalimat yang bersegi-segi diungkapkan dalam kalimat majemuk.
Nah, pada kesempatan kali ini fokus pembahasan akan bertumpu pada pengertian dan contoh kalimat majemuk serta macam-macamnya. Sebagaimana pola kalimat tunggal, kalimat majemuk memiliki banyak jenis, yaitu kalimat majemuk setara (koordinatif), kalimat majemuk tidak setara (subordinatif), dan kalimat majemuk campuran (koordinatif-subordinatif). Dari ketiga jenis kalimat majemuk tersebut, masing-masing punya bagian-bagian yang beragam. Lebih jelas mengenai pembahasan tersebut, mari ikuti paparan di bawah ini.
Macam-macam Kalimat Majemuk
A. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk jenis ini dikelompokkan menjadi empat jenis:
1. Kalimat majemuk setara penjumlahan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang sejalan dan dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
Aku makan
Dia minum
Aku makan dan dia minum
Tanda koma bisa digunakan jika kalimat yang digabungkan lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh:
Saya makan
Dia minum
Mereka duduk-duduk saja
Saya makan, dia minum, dan mereka duduk-duduk saja.
2. Kalimat majemuk setara pertentangan, yaitu dua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara dan menunjukkan makna pertentangan, dapat dihubungkan oleh kata tetapi.
Contoh:
Amerika dan Jepang tergolong negara maju
Indonesia dan Brunei tergolong negara berkembang
Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.
Kata-kata penghubung lain yang bisa menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan.
3. Kalimat majemuk setara perurutan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang kejadiannya dikemukakan secara berurutan, dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian.
Contoh:
Upacara serah terima jabatan pengurus OSIS sudah usai, lalu kepala sekolah mengucapkan selamat kepada pengurus yang baru.
4. Kalimat majemuk pemilihan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang menunjukkan pemilihan, dapat dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
Pemilik rekening listrik bisa membayar tagihan ke kantor PLN, atau bisa juga ke bank dengan cara mentransfer.
Kalimat Majemuk Setara Rapatan
Dalam kalimat majemuk setara, ada juga yang berbentuk kalimat rapatan. Kalimat majemuk setara rapatan adalah suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan adalah unsur subjek dan unsur objek yang sama. Unsur yang sama tersebut cukup disebutkan satu kali.
Contoh:
Aku berlatih
Aku bertanding
Aku berhasil menang
Aku berlatih, aku bertanding, aku berhasil menang
Aku berlatih, bertanding, dan berhasil menang
B. Kalimat Tidak Setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas) dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat). Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh:
Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern (tunggal)
Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer (tunggal)
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer.
Baca Juga: Cara Penggunaan Kata "Dari" dan "Daripada"
Kalimat Majemuk Taksetara yang Berunsur Sama
Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-unsur subjeknya sama.
Contoh:
Kami sudah lelah
Kami ingin pulang
Karena sudah lelah, kami ingin pulang
Pada anak kalimat terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan pada induk kalimat terdapat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal seperti ini, subjek itu ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya.
Karenanya, diperoleh suatu kaidah:
Ada beberapa kalimat majemuk taksetara rapatan yang mencoba mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat sehingga kalimat itu menjadi salah.
Contoh:
Membaca surat itu, saya sangat terkejut
Membaca surat itu (Anak kalimat)
Saya sangat terkejut (Induk kalimat)
Subjek anak kalimat itu persis sama dengan subjek pada induk kalimat, yaitu saya.
Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar (tidak baku). Penanda yang dapat dipakai ialah setelah sehingga kalimat itu menjadi:
Setelah (saya) membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Setelah membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Baca Juga: Cara Penggunaan Kata Masing-Masing dan Tiap-Tiap
C. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Contoh:
Karena sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. (Bertingkat + Setara)
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. (Setara + Bertingkat)
Penjelasan:
Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan langsung pulang. Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat + setara.
Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susunan kalimat kedua adalah setara + bertingkat.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, contoh, dan macam-macam kalimat majemuk. Tulisan ini diambil dari buku Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi yang ditulis oleh E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai (diterbitkan oleh Akademika Presindo, Jakarta, 2010) dengan beberapa perubahan di bagian awal. Semoga bermanfaat untuk Anda semua.
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dapat pula berupa kalimat majemuk. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal, sementara kalimat yang bersegi-segi diungkapkan dalam kalimat majemuk.
Nah, pada kesempatan kali ini fokus pembahasan akan bertumpu pada pengertian dan contoh kalimat majemuk serta macam-macamnya. Sebagaimana pola kalimat tunggal, kalimat majemuk memiliki banyak jenis, yaitu kalimat majemuk setara (koordinatif), kalimat majemuk tidak setara (subordinatif), dan kalimat majemuk campuran (koordinatif-subordinatif). Dari ketiga jenis kalimat majemuk tersebut, masing-masing punya bagian-bagian yang beragam. Lebih jelas mengenai pembahasan tersebut, mari ikuti paparan di bawah ini.
Macam-macam Kalimat Majemuk
A. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk jenis ini dikelompokkan menjadi empat jenis:
1. Kalimat majemuk setara penjumlahan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang sejalan dan dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
Aku makan
Dia minum
Aku makan dan dia minum
Tanda koma bisa digunakan jika kalimat yang digabungkan lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh:
Saya makan
Dia minum
Mereka duduk-duduk saja
Saya makan, dia minum, dan mereka duduk-duduk saja.
2. Kalimat majemuk setara pertentangan, yaitu dua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara dan menunjukkan makna pertentangan, dapat dihubungkan oleh kata tetapi.
Contoh:
Amerika dan Jepang tergolong negara maju
Indonesia dan Brunei tergolong negara berkembang
Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.
Kata-kata penghubung lain yang bisa menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan.
3. Kalimat majemuk setara perurutan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang kejadiannya dikemukakan secara berurutan, dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian.
Contoh:
Upacara serah terima jabatan pengurus OSIS sudah usai, lalu kepala sekolah mengucapkan selamat kepada pengurus yang baru.
4. Kalimat majemuk pemilihan, yaitu dua kalimat tunggal atau lebih yang menunjukkan pemilihan, dapat dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
Pemilik rekening listrik bisa membayar tagihan ke kantor PLN, atau bisa juga ke bank dengan cara mentransfer.
Kalimat Majemuk Setara Rapatan
Dalam kalimat majemuk setara, ada juga yang berbentuk kalimat rapatan. Kalimat majemuk setara rapatan adalah suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan adalah unsur subjek dan unsur objek yang sama. Unsur yang sama tersebut cukup disebutkan satu kali.
Contoh:
Aku berlatih
Aku bertanding
Aku berhasil menang
Aku berlatih, aku bertanding, aku berhasil menang
Aku berlatih, bertanding, dan berhasil menang
B. Kalimat Tidak Setara
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas (klausa bebas) dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terikat). Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh:
Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern (tunggal)
Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer (tunggal)
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer.
Baca Juga: Cara Penggunaan Kata "Dari" dan "Daripada"
Kalimat Majemuk Taksetara yang Berunsur Sama
Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-unsur subjeknya sama.
Contoh:
Kami sudah lelah
Kami ingin pulang
Karena sudah lelah, kami ingin pulang
Pada anak kalimat terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan pada induk kalimat terdapat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal seperti ini, subjek itu ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya.
Karenanya, diperoleh suatu kaidah:
jika dalam anak kalimat tidak terdapat subjek, itu berarti bahwa subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat.Penghilangan Kata Penghubung
Ada beberapa kalimat majemuk taksetara rapatan yang mencoba mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat sehingga kalimat itu menjadi salah.
Contoh:
Membaca surat itu, saya sangat terkejut
Membaca surat itu (Anak kalimat)
Saya sangat terkejut (Induk kalimat)
Subjek anak kalimat itu persis sama dengan subjek pada induk kalimat, yaitu saya.
Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar (tidak baku). Penanda yang dapat dipakai ialah setelah sehingga kalimat itu menjadi:
Setelah (saya) membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Setelah membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Baca Juga: Cara Penggunaan Kata Masing-Masing dan Tiap-Tiap
C. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Contoh:
Karena sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. (Bertingkat + Setara)
Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. (Setara + Bertingkat)
Penjelasan:
Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan langsung pulang. Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat + setara.
Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena tugasnya belum selesai. Jadi, susunan kalimat kedua adalah setara + bertingkat.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, contoh, dan macam-macam kalimat majemuk. Tulisan ini diambil dari buku Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi yang ditulis oleh E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai (diterbitkan oleh Akademika Presindo, Jakarta, 2010) dengan beberapa perubahan di bagian awal. Semoga bermanfaat untuk Anda semua.
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.