Thyristor, TRIAC & DIAC

Ada beberapa jenis thyristor yang ditunjukkan pada gambar 1. Triac terlihat mirip sedangkan diac terlihat seperti dioda penyearah. Untuk simbol dan keterangan setiap pinnya terlihat pada gambar 2. 



Gambar 1. thyristor dan triac 
Thyristor merupakan dioda yang digabung. Selain memiliki kaki anoda (A) dan katoda (K), thyristor juga memiliki kaki lain yang umumnya disebut Gate (G). Sama halnya dengan dioda, Thyristor menghantarkan arus dari anoda ke katoda, tapi hal ini hanya terjadi jika Gate mendapatkan tegangan positif dan ada arus yang mengalir ke Gate untuk mengaktifkan komponen tersebut, maka arus akan mengalir dari anoda ke katoda. Untuk menon-aktifkannya kita harus memutuskan arus yang mengalir antara anoda dan katoda. Rangkaian aplikasinya dapat dilihat di bawah.

Meskipun S1 dalam keadaan tertutup, triac tidak akan aktif dan lampu tidak akan menyala. Untuk mengaktifkannya, kita harus menekan S2, sehingga Gate mendapat tegangan trigger. Dengan demikian triac aktif dan lampu akan menyala. Untuk mematikan lampu, S1 harus dalam keadaan terbuka. Dalam rangkaian listrik, thyristor biasanya disebut SCR yang merupakan singkatan dari silicon controlled rectifier

Triac sangat mirip dengan thyristor, perbedaannya adalah triac menghantarkan arus bolak-balik dan memiliki tiga elektroda yang disebut dengan anoda 1 (A1), anoda 2 (A2) dan gate (G). Triac umumnya dipakai dalam rangkaian arus ac untuk mengaktifkan bor listrik atau lampu-lampu. 

Thyristor dan triac dengan daya rendah umumnya dikemas seperti transistor, berbeda dengan yang berdaya besar dikemas dengan housing yang berbeda seperti yang terlihat pada gambar 1 di atas. 

Diac atau yang biasa disebut dioda dua arah dipakai bersama dengan thyristor dan triac. Properti utama mereka adalah bahwa perlawanan mereka sangat besar sampai tegangan pada ujungnya melebihi nilai yang sudah ditetapkan. Ketika tegangan di bawah nilai ini, diac merespon sebagai tahanan nilai besar dan ketika tegangan naik bertindak sebagai tahanan nilai rendah. 



Gambar 2. simbol dan keterangan pin. a - thyristor, b - triac, c - diac 

Gambar 3. Prinsip kerja thyristor 

Percobaan 

Pada gambar 4, thyristor diaplikasikan sebagai pengendali alarm dengan deteksi cahaya. Jika tidak ada cahaya, phototransistor tidak akan menghantar. Tapi jika ada cahaya, phototransistor akan mengonduksi dan bell akan aktif. Meskipun cahaya kita hilangkan, bel akan tetap aktif. Untuk mematikannya, maka saklar S1 harus dalam keadaan terbuka. 
 Gambar 4. rangkaian alarm menggunakan thyristor dan phototransistor

Gambar 5 di bawah adalah rangkaian flasher lampu pijar menggunakan triac dan diac. Tegangan utama diregulasi oleh dioda 1N4004. Kapasitor 220 uF akan terisi muatan dan tegangannya akan naik. Ketika tegangan ini mencapai nilai ketentuan diac (20v), kapasitor akan mengosongkan muatannya melalui diac mengalir ke triac. Hal ini akan mengaktifkan triac dan menyalakan lampu dalam waktu yang sangat singkat. Setelah waktu yang sudah ditentukan (diatur melalui potensio 100K), kapasitor akan terisi muatan kembali dan siklus ini akan terulang. Trimpot 1K berfungsi untuk mengatur level arus yang dibutuhkan untuk memicu triac. 
 Gambar 5. Flasher

Gambar 6 di bawah adalah aplikasi dari triac dan diac dalam rangkaian dimmer lampu, dan dapat juga diaplikasikan sebagai rangkaian pengatur kecepatan putaran motor. 
Gambar 6. Rangkaian pengatur intensitas cahaya lampu dan pengendali kecepatan putaran motor

Comments

Popular posts from this blog

Cara Membuat Halaman Login Hotspot Berbeda pada 1 Mikrotik

UltraISO Premium Edition v9.5.3

Arti OSAKMJ