Bahagia dalam Balutan Skizofrenia
Judul: The Moment I Found You (Jangan Biarkan Aku Sendiri) Penulis: Rianna Poudyal Tebal: 235 halaman Cetakan I: Mei 2013 Penerbit: Diva Press ISBN: 978-602-7933-63-7 |
Itulah yang dialami Rara dalam novel The Moment I Found You (Jangan Biarkan Aku Sendiri) karangan Rianna Poudyal. Semua orang di sekelilingnya tengah meruntuhkan kepercayaannya tentang kehadiran sosok Indra. Indra hanyalah sebuah halusinasi, kata mereka. Namun Rara tetap bersikukuh. Baginya, mereka yang tidak percaya adalah sosok-sosok yang tidak senang hidupnya bahagia dan terlepas dari trauma masa lalu.
Novel tersebut diawali dari sebuah tulisan Rara yang mandek. Tulisan itu merupakan pangalaman pahitnya di masa lalu, di mana ia sering mengalami penyiksaan oleh mamanya. Mamanya yang kejam sering menghadiahi sebuah pukulan rotan kering meski tak ada kesalahan berarti yang ia perbuat.
Untuk melanjutkan tulisannya yang mentok, Rara mendapat sebuah petunjuk dari alam bawah sadarnya untuk melakukan pengembaraan ke Nepal. Di sana ia bisa menulis tanpa gangguan siapa pun, sebuah suasana yang selama ini belum pernah dirasakannya.
Dalam pengembaran inilah muncul sosok Indra, lelaki tampan dengan rambut panjang yang diikat khas aktivis sosial. Ia mewakili karakter seorang lelaki yang cerdas dan mengetahui banyak hal, pas sekali dengan apa yang dibayangkan oleh Rara dalam rancangan tulisannya. Mula-mula secara tak sengaja Indra bertemu Rara di Bandara Soekarno Hatta. Keduanya bertukar senyum dan ada rasa yang membekas di hati Rara. Sayang, pertemuan itu hanya sekilas.
Saat menikmati suasana Thamel, Nepal, Indra tiba-tiba hadir kembali dan menawarkan diri untuk menjadi pemandu gratisan. Entah karena apa, Rara mau saja dan tak banyak bertanya tentang lelaki tersebut. Ia hanya merasa nyaman bersamanya.
Selama di Nepal, Indra membawa Rara ke berbagai tempat dan menjelaskan sejarah-sejarah yang berkaitan dengannya, mulai dari Durbar Square dengan ukiran-ukiran kamasutranya hingga sejarah Bakhtapur yang merupakan bekas ibukota Nepal, sebelum Kantipur yang berubah nama menjadi Kathmandu. Indra hadir sebagai orang yang serba tahu tiap sudut Nepal.
Dua sosok ini akhirnya saling jatuh cinta. Rara merasakan kedamaian di sisi Indra. Ia menemukan suasa baru yang lama didamba-dambakannya. Namun, keadaan tersebut tak berlangsung lama ketika orang-orang di rumahnya memaksa dia pulang. Padahal, ia baru saja sampai di Azerbaijan, negara tujuan kedua, dan akan menikmati kota-kota di sana. Ia dijemput oleh kedua orangtuanya.
Keadaan ini membuat suasana damai dalam diri Rara terusik. Di Jakarta, tempat tinggalnya, ia mendapat hukuman dari pertanyaan-pertanyaan Tia, sahabat karibnya. Tia mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan tentang sosok Indra. Ia bersikukuh bahwa Indra itu tidak pernah ada, hanya halusinasi yang dibangkitkan Rara dari alam bawa sadarnya. Hal itu berdasarkan bukti bahwa Rara tidak bisa menunjukkan foto-foto yang pernah diabadikannya saat di Nepal dan cerita orang-orang yang bersinggungan dengannya selama dalam pengembaraan. Mereka menyebut Rara sering bicara sendiri dan selalu memesan makanan lebih. Ia pernah memesan tiga porsi makanan, padahal ia hanya berdua dengan seorang sopir taksi.
Rara akhirnya divonis mengidap penyakit skizofrenia karena beban berat di masa lalunya.
Ide Rianna dalam novel ini menarik. Ia mencoba mengecoh pembaca dengan menghadirkan sosok Indra laiknya seorang manusia sungguhan. Keberadaannya sulit diterka. Namun, terlepas dari itu, di sejumlah halaman ada beberapa kesalahan ketik yang sangat mengganggu.
*tulisan ini terbit di www.rimanews.com. Untuk melihatnya silahkan klik di sini
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.