Bijak, Menghadapi Anak Yang Rajin ke Warnet
Apakah anak Anda rajin ke warung internet? Jangan sungkan untuk bertanya apa saja yang diakses selama menggunakan internet. Tetapi jangan pula terlalu curiga, bila ia sering menyambangi warung yang menyediakan jasa menelusuri dan merambah dunia maya itu, apabila memang tugas-tugas dari sekolah yang mengharuskannya menjelajahi jejaring antar dunia tersebut. Banyak hal positif yang bermanfaat tapi yidak sedikit pula hal negatif yang akan berpengaruh buruk kepada generasi muda.
Warnet atau warung internet, mulai tumbuh merebak hingga ke desa-desa akhir-akhir ini. Ada semacam gelaja kecanduan di kalangan para pengguna internet. Hanya dengan uang seribu dua ribu rupiah per jam, mereka kerap mampu bertahan berlama-lama di depan layar komputer. Berbahayakah???
Kini, anak-anak di pedesaan dengan mudah dapat mengakses dunia luar, tanpa harus bepergian jauh. Para pelajar kerap memanfaatkan jasa internet untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Bukan saja pelajar, para petani dan peternak pun sesungguhnya dapat menggunakan fasilitas internet untuk menambah pengetahuan mereka tentang teknologi pertanian agar mutu panen meningkat.
Dari segi kecepatan memenuhi kebutuhan informasi bagi pelajar, internet memang dapat diandalkan. Namun di sisi lain, mereka kerap hanya melakukan copy paste saja. Akibatnya, informasi yang seharusnya dicerna dan dipilih mana yang benar dan salah tak lagi menjadi pertimbangan. Mereka menjadi malas membaca buku. Padahal, internet justru menawarkan kemudahan. Mudah dalam mencari buku-buku yang berisi informasi atau ilmu yang dibutuhkan. Selanjutnya, adalah tugas mereka untuk mempelajarinya dari buku, bukan meng-copy paste.
Seorang guru besar disebuah Universitas di Bandung meminta mahasiswanya untuk membuat tugas dengan tulis tangan saja. Tidak ditulis dengan menggunakan komputer saja. Alasannya untuk menjauhkan mahasiswa dari budaya copy paste (copas).
Sementara itu para petani dan peternak, belum optimal memanfaatkan jasa internet. Ini mungkin masalah waktu saja. Generasi muda yang terjun ke bidang pertanian dan peternakan, akan lebih faham tentang manfaat internet.
Sayangnya, kini yang lebih populer dikalangan anak-anak pelajar, ke internet hanya sekedar untuk bermain game. Banya waktu terbuang percuma hanya demi memenuhi rasa kecanduan mereka terhadap game onine. Selain menghabiskan uang, mereka juga kurang bergerak. Mata terlalu lama berada dalam jangkauan radiasi yang dikeluarkan oleh layar komputer.
Di Bandung, seorang bapak yang mengantarkan anaknya ke sebuah warnet untuk mengerjakan tugas dari sekolah, merasa heran. Begitu banyak anak-anak muda yang asyik di ddepan komputer sampai tengah malam. Bahkan ada yang sampai pagi hari, apabila malam ahad.
Pada tahap ini, maka para orang tua sebaiknya emberikan pengertian kepada anak-anak agar tidak terlalu sering berlama-lama di depan komputer. Dan tak ada salahnya memeriksa apa saja yang dikases oleh mereka.
Ini dilakukan agar kesehatan mereka, ruhani dan jasmani tetap terjaga. Ruhani mereka terhindar dari hal-hal yang buruk bagi perkembangan psikologis, dan jasmaninya terhindar dari radiasi yang dikeluarkan oleh layar komputer dan akibat buruk yang timbul akibat terlalu lama duduk tak bergerak, lupa makan dan minum atau malah menahan hasrat buang air.
Bijak itu Tegas tapi Lembut
Bagaimana seharusnya pihak orang tua menghadapi gejala keranjingan internet yang menimpa anaknya?
Disadari ataupun tidak, internet menawarkan hal positif dan sekaligus negatif. Syukur Alhamdulillah pemerintah dengan cepat bertindak untuk memblokir saluran berbau pornografi. Dengan begitu, anak-anak dapat terhindar terhindar dari hal-hal yang tidak sepantasnya diakses oleh mereka.
Sayangnya, ada situs lain yang membuat anak-anak ketagihan. Selain facebook, twitter, juga game online. Dalam menghadapi kasus semisal ini, sebaiknya seorang ibu atau bapak, memberikan pengertian tentang waktu. Ingatkan mereka agar shalat, makan, mandi, mengerjakan PR, mengaji, apabila tiba waktunya.
Dengan cara seperti ini, sedikitnya anak akan beranjak dari depan leyar komputer, bergerak meluruskan tubuhnya yang terlalu lama duduk membungkuk. Makan dan minum akan memaksanya ke kamar mandi, shalat, mengaji, mengerjakan PR di rumah, dengan diawasi tentu saja. Dapat menjauhkan mereka dari sifat kecanduan mengakses internet.
Dengan menerapkan cara seperti ini, hendaknya dilakukan dengan bijak. Tidak menggurui, tapi memberikan pengertian. Namun tetap tegas, sekalipun disampaikan dengan nada lembut.
�Shalat dulu, nanti baru main lagi�. Perintah di atas harus disampaikan saat waktu shalat tiba dan dilakukan secara konsisten. Jangan sampai, saat tiba waktu shalat Zhuhur, si anak diingatkan, tapi pas tiba waktu shalat �Ashar, anak dibiarka asyik surfing.
Kebiasaan mengingatkan anak seperti itu, diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap jiwa si anak. Ia akan menyadari kewajibannya sebagai seorang Muslim. Pada akhirnya, akan sadar diri, manakala tiba waktunya, untuk menjauhkan diri dari layar komputer, tanpa perlu diingatkan dan diawasi pun, ia segera menunaikan kewajibannya.
Kunci dari semua itu, tentu saja niat yang ikhlas dari dalam hati. Tak perlu ragu melakukan fungsi Anda sebagai orang tua saat menghadapi sanak yang rajin mengunjungi warung internet. Memberikan mereka pengertian tentang tugas dan kewajiban anak, jauh lebih berhasilguna ketimbang menceramahi anak dengan nada rewel dan mengutak atik kesalahan mereka hingga sekecil-kecilnya. Sekian
Warnet atau warung internet, mulai tumbuh merebak hingga ke desa-desa akhir-akhir ini. Ada semacam gelaja kecanduan di kalangan para pengguna internet. Hanya dengan uang seribu dua ribu rupiah per jam, mereka kerap mampu bertahan berlama-lama di depan layar komputer. Berbahayakah???
Kini, anak-anak di pedesaan dengan mudah dapat mengakses dunia luar, tanpa harus bepergian jauh. Para pelajar kerap memanfaatkan jasa internet untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Bukan saja pelajar, para petani dan peternak pun sesungguhnya dapat menggunakan fasilitas internet untuk menambah pengetahuan mereka tentang teknologi pertanian agar mutu panen meningkat.
Dari segi kecepatan memenuhi kebutuhan informasi bagi pelajar, internet memang dapat diandalkan. Namun di sisi lain, mereka kerap hanya melakukan copy paste saja. Akibatnya, informasi yang seharusnya dicerna dan dipilih mana yang benar dan salah tak lagi menjadi pertimbangan. Mereka menjadi malas membaca buku. Padahal, internet justru menawarkan kemudahan. Mudah dalam mencari buku-buku yang berisi informasi atau ilmu yang dibutuhkan. Selanjutnya, adalah tugas mereka untuk mempelajarinya dari buku, bukan meng-copy paste.
Seorang guru besar disebuah Universitas di Bandung meminta mahasiswanya untuk membuat tugas dengan tulis tangan saja. Tidak ditulis dengan menggunakan komputer saja. Alasannya untuk menjauhkan mahasiswa dari budaya copy paste (copas).
Sementara itu para petani dan peternak, belum optimal memanfaatkan jasa internet. Ini mungkin masalah waktu saja. Generasi muda yang terjun ke bidang pertanian dan peternakan, akan lebih faham tentang manfaat internet.
Sayangnya, kini yang lebih populer dikalangan anak-anak pelajar, ke internet hanya sekedar untuk bermain game. Banya waktu terbuang percuma hanya demi memenuhi rasa kecanduan mereka terhadap game onine. Selain menghabiskan uang, mereka juga kurang bergerak. Mata terlalu lama berada dalam jangkauan radiasi yang dikeluarkan oleh layar komputer.
Di Bandung, seorang bapak yang mengantarkan anaknya ke sebuah warnet untuk mengerjakan tugas dari sekolah, merasa heran. Begitu banyak anak-anak muda yang asyik di ddepan komputer sampai tengah malam. Bahkan ada yang sampai pagi hari, apabila malam ahad.
Pada tahap ini, maka para orang tua sebaiknya emberikan pengertian kepada anak-anak agar tidak terlalu sering berlama-lama di depan komputer. Dan tak ada salahnya memeriksa apa saja yang dikases oleh mereka.
Ini dilakukan agar kesehatan mereka, ruhani dan jasmani tetap terjaga. Ruhani mereka terhindar dari hal-hal yang buruk bagi perkembangan psikologis, dan jasmaninya terhindar dari radiasi yang dikeluarkan oleh layar komputer dan akibat buruk yang timbul akibat terlalu lama duduk tak bergerak, lupa makan dan minum atau malah menahan hasrat buang air.
Bijak itu Tegas tapi Lembut
Bagaimana seharusnya pihak orang tua menghadapi gejala keranjingan internet yang menimpa anaknya?
Disadari ataupun tidak, internet menawarkan hal positif dan sekaligus negatif. Syukur Alhamdulillah pemerintah dengan cepat bertindak untuk memblokir saluran berbau pornografi. Dengan begitu, anak-anak dapat terhindar terhindar dari hal-hal yang tidak sepantasnya diakses oleh mereka.
Sayangnya, ada situs lain yang membuat anak-anak ketagihan. Selain facebook, twitter, juga game online. Dalam menghadapi kasus semisal ini, sebaiknya seorang ibu atau bapak, memberikan pengertian tentang waktu. Ingatkan mereka agar shalat, makan, mandi, mengerjakan PR, mengaji, apabila tiba waktunya.
Dengan cara seperti ini, sedikitnya anak akan beranjak dari depan leyar komputer, bergerak meluruskan tubuhnya yang terlalu lama duduk membungkuk. Makan dan minum akan memaksanya ke kamar mandi, shalat, mengaji, mengerjakan PR di rumah, dengan diawasi tentu saja. Dapat menjauhkan mereka dari sifat kecanduan mengakses internet.
Dengan menerapkan cara seperti ini, hendaknya dilakukan dengan bijak. Tidak menggurui, tapi memberikan pengertian. Namun tetap tegas, sekalipun disampaikan dengan nada lembut.
�Shalat dulu, nanti baru main lagi�. Perintah di atas harus disampaikan saat waktu shalat tiba dan dilakukan secara konsisten. Jangan sampai, saat tiba waktu shalat Zhuhur, si anak diingatkan, tapi pas tiba waktu shalat �Ashar, anak dibiarka asyik surfing.
Kebiasaan mengingatkan anak seperti itu, diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap jiwa si anak. Ia akan menyadari kewajibannya sebagai seorang Muslim. Pada akhirnya, akan sadar diri, manakala tiba waktunya, untuk menjauhkan diri dari layar komputer, tanpa perlu diingatkan dan diawasi pun, ia segera menunaikan kewajibannya.
Kunci dari semua itu, tentu saja niat yang ikhlas dari dalam hati. Tak perlu ragu melakukan fungsi Anda sebagai orang tua saat menghadapi sanak yang rajin mengunjungi warung internet. Memberikan mereka pengertian tentang tugas dan kewajiban anak, jauh lebih berhasilguna ketimbang menceramahi anak dengan nada rewel dan mengutak atik kesalahan mereka hingga sekecil-kecilnya. Sekian
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.