Orang-Orang dari Jejaring Sosial
Saya pernah mengenal sejumlah orang di situs jejaring sosial. Mereka berasal dari beragam latar belakang dan karakter. Kebanyakan mereka tinggal jauh dari tempat saya di desa, sehingga saya sulit menemuinya secara offline.
Bagaimanapun, situs jejaring sosial telah membuat perubahan besar dalam kehidupan manusia. Mereka seakan menemukan dunia baru yang sebelumnya tidak mereka sadari. Komunikasi yang memungkinkan untuk timbal balik membawa keasyikan tersendiri dalam cara bercakap-cakap.
Situs jejaring sosial itu juga sudah merambah ke desa-desa. Saya yang tinggal di kaki pegunungan Desa Jaddung, Sumenep, Madura, bisa juga merasakan manfaat makhluk bikinan Mark Zuckerberg ini. Dengan bantuan ponsel butut saya sudah bisa terhubung dengan orang-orang dari seluruh dunia. Saya mengikuti �keriuhan yang sepi� itu dalam arus kehidupan kampung raksasa bernama internet.
Dari situlah saya mengenal orang-orang. Saya memulai komunikasi, akrab sekali. Seakan pernah berjumpa di dunia nyata. Hal yang paling sering kami lakukan adalah membanyol. Dan soal membanyol ini, ia merupakan suatu laku yang nyaris diminati oleh semua orang. Maka saya bisa katakan, jika ingin memperbanyak teman, berhumorlah dengan bagus.
Bagi orang-orang di kampung saya, ada banyak kejadian aneh yang ditimbulkan situs jejaring sosial ini. Salah satunya adalah fenomena mencari pasangan melalui facebook. Ada sejumlah teman saya yang menikah dengan teman facebook-nya. Terasa aneh karena biasanya di kampung saya orang-orang memulai sebuah pernikahan dengan tahapan-tahapan yang �sakral�. Misalnya, pertamakali mereka datang kepada seorang Kiyai untuk meminta pertimbangan ihwal seorang perempuan pilihannya. Kemudian mereka beristikharah, melamar, dan menikah. Pun, kebanyakan mereka sudah kenal secara tatap muka terlebih dahulu.
Kejadian lucu lainnya, misalnya, ada seorang kakek yang bertanya kepada teman saya, �Cong, berempa argena pesbuk?� (Artinya: Nak, berapa harganya facebook?). Teman saya menahan tawa untuk tidak membuat si kakek tersinggung. Si kakek bertanya karena anaknya meminta ponsel yang bisa mengakses situs jejaring tersebut.
****
Facebook memang bisa mengenalkan banyak orang. Namun, juga begitu mudah menghilangkannya. Ketika dulu saya frustasi entah oleh karena apa, saya menghapus akun secara permanen. Dan saya mengubah passwordnya agar tak ada hasrat untuk membukanya kembali. Sialnya, saya kehilangan teman-teman akrab itu. Ketika saya membikin akun lagi dan coba mencarinya, ternyata amat sulit menemukan mereka kembali. Mungkin karena pengaturan di akun mereka yang tidak memungkinkan hal itu.
Kadang mereka tak tentu rimbanya juga karena mereka sendiri. Tiba-tiba menghilang dan jarang update status. Bahkan mereka juga kadang menghapus akunnya. Jika demikian, saya tak bisa berbuat apa-apa.
Akhirnya, orang kampung seperti saya memang rada-rada sulit untuk berteman serius dengan orang-orang dari dunia maya. Begitu sulitnya melakukan kopi darat yang memungkinkan kami berteman lebih akrab.
Madura, 25 Desember 2011
Comments
Post a Comment
-Berkomentarlah yang baik dan rapi.
-Menggunakan link aktif akan dihapus.